Tak mungkin aku berteriak LANTANG!!!
Saat diri ini terselimuti api AMARAH!!!
Ditengah padatnya kehidupan yang antah berantah
Utara menjadi selatan
Kaki jadi kepala
Kelakuan lebih dari setan kerasukan
Mengorbankan segala hal demi khayal tujuan
Tidakkah kalian bercermin?!?
Kelamkan segala hal putih?
Membangun semua berlandaskan keringat,
kebohongan
darah
Aku disini hanya bisa menatap
Menatap akan depan sirna
Sirna akan toleransi yang usang
Usang dengan berbau ratap
Leburkanlah!!!
Leburkan segala kemajemukan
Jadikan satu
Satu dalam tujuan hakiki
Sebagai bahan intropeksi
Bukan menjadikannya ambigu
Satu Negeriku
Tak lelahkah dengar celoteh burung sana?!?
Menceritakan aib yang tak kunjung sirna
Menatap jauh akan fana
Dimensi waktu ini takkan pernah balik,kawan
Setiap detiknya yang lalu
Mengubah dalam setiap kegontaian langkah
Leburkanlah!!!
Leburkan segala kemajemukan
Jadikan satu
Satu dalam tujuan hakiki
Sebagai bahan intropeksi
Bukan menjadikannya ambigu
Satu Negeriku
Gaungkan suara kesatuan
Bukan gaduh menggaduhkan
Bukan pula dengar jeritan
Cukup sudah dengan semua itu
Aku tak ingin lagi menjadi hantu
Leburkanlah!!!
Leburkan segala kemajemukan
Jadikan satu
Satu dalam tujuan hakiki
Sebagai bahan intropeksi
Bukan menjadikannya ambigu
Satu Negeriku
Judul : Satu Negeriku
Karya : Aishawara Valentine
Tipografinya mantap!
BalasHapusBisa dikembangkan jadi jenis puisi baru, yang makin melabrak aturan yang ada. Lanjut, Kak!
Kata katany bkin memotivasi diri;)
BalasHapusPuisi yang model gini nih yang lagi dicari pas detik" mau pemilu wkwkw
BalasHapusDalam ya makna nya,
BalasHapusmeluapkan emosi dalam puisi...
terus lanjutkan, dikumpulin bisa bikin buku antologi ni
Bait demi baitnya sungguh mengekspresikan amarah yang teramat sangat akan keadaan negeri ini. Menggebu..
BalasHapusMembuat orang yang membacanya terbawa suasana.Teruslah berkarya.
Saya nantikan artikel selanjutnya.