Puisi

Keladi - Muhammad Asqalani eNeSTe

Keladi Pernah tumbuh keladi tunggal di rawa-rawa, di gelap rimba. seorang pemetik apa …

Kerdil

Kerdil Jika mata saja kau buramkan, untuk apa telinga kau tulikan? tak lela…

Gelap Dalam Terang

Gelap Dalam Terang Samar terdengar balutan hiruk pikuk mereka, tenggelamkan be…

Mutiara Kehidupan

Bukankah mutiara itu sbuah perhiasan tatkala terpakai kaum hawa? Lalu, dimanak…

Dogma Hidup

Senyum kecil terenyuh dalam tiap lekukan beban tak pandai tuk eluhkan tak pandai…

Demokrasi Yang Ternoda

Demokrasi Yang Ternoda Lantangnya teriakan kalian pekakan pendengar yang terbias…

Hitam

Hitam  Cahaya di langit mulai meredup tak tampak Benda di jariku tampak melingkar in…

Hilang

Hilang Aku melihat sebuah titik awan di langit berlarian Entah mengapa? Aku m…

Juwita Hati

Engkau yang mampu padamkan pelita di hati membuat gundah dalam lautan rindu menanti …

Rindu Yang Tiada Pernah Berujung

Angin bertiup sepoi-sepoi seakan berbisik lirih saat menerpa Temani rasa dahaga akan…

Cinta Dan Nafsu

Merdu terdengar suara janji-janji manis di telinga Membawa diri ini ke dalam surga …

Ini Aku

Dua sejoli sedang memadu kasih Dalam rimbunnya temaram cahaya yang tersisih Tak ped…

Satu Negeriku

Tak mungkin aku berteriak LANTANG!!! Saat diri ini terselimuti api AMARAH!!! Diten…

Harmoni Kegelapan

Harmoni Kegelapan Belenggu semesta menghancurkan Kesempurnaan mulai terbentuk Men…

Ibu Pertiwiku Menangis

Gemercik air menemaniku saat hening tercipta, Menutup mata mendengar alunan dalam k…

Diantara Dua Hati Satu Rasa

Pernahkah Engkau tuk berpikir, Disini Aku telah terjatuh dalam kehampaan, Menelusur…

Menari Dalam Kematian

Alunan nada bergema antara hitam dan putih, Syahdu terdengar dalam getiranya rintih…

Nurani

Hati ini membeku, Beku dalam lingkaran tiada berujung. Gemulai gerakannya dalam si…

Antara Aku Dan Kenangan

Selalu ku merasa, Diriku telah terbuang, Dari Dimensi Ruang Cinta. Perna…

Muat postingan lainnya
Tak ada hasil yang ditemukan