Angin bertiup sepoi-sepoi seakan berbisik lirih saat menerpa
Temani rasa dahaga akan kerinduan yang tak pernah disapa
Aku disini selalu harap peluk dirimu meski sesaat
Melepaskan penat
Masih teriang di dalam kenangan saat bersama
Tapi,kini kita terpisahkan waktu dan ruang
Tak ada lagi senda gurau tercipta
Tak ada lagi tangis di bahu
Tak ada lagi canda tawa yang hiasi perjalan kisah dulu
Tak ada lagi senda gurau tercipta
Tak ada lagi tangis di bahu
Tak ada lagi canda tawa yang hiasi perjalan kisah dulu
Rindumu,
Temani rasa dahaga akan kerinduan yang tak pernah disapa
Aku disini selalu harap peluk dirimu meski sesaat
Melepaskan penat
Masih teriang di dalam kenangan saat bersama
Tapi,kini kita terpisahkan waktu dan ruang
Tak ada lagi senda gurau tercipta
Tak ada lagi tangis di bahu
Tak ada lagi canda tawa yang hiasi perjalan kisah dulu
Selamat jalan,Sahabat
Dirimu akan selalu terukir lekat
Yang kini bahagia ditemani para malaikat
Di taman surga yang tiada terikat
Air mata ini terus berlinang
Kala melihat dirimu dalam gugusan bintang
Ingin rasanya ku berteriak lantang
Hingga waktu berhenti berdentang
Masih teriang di dalam kenangan saat bersama
Tapi,kini kita terpisahkan waktu dan ruangTak ada lagi senda gurau tercipta
Tak ada lagi tangis di bahu
Tak ada lagi canda tawa yang hiasi perjalan kisah dulu
Selamat jalan,Sahabat
Dirimu akan selalu terukir lekat
Yang kini bahagia ditemani para malaikat
Di taman surga yang tiada terikat
Aku,
Dirimu,
Rinduku,Rindumu,
Adalah simbolik rasa satu
Yang tak pernah lekang oleh waktu
Meski dunia mencoba menjadi batu
Dalam balutan rindu yang tiada pernah berujung
Karya : Aishawara Valentine
Judul : Rindu Yang Tiada Pernah Berujung